Fourteen Media — Santri Blitar Raya ternyata masih kurang meminati terjun di media pondok pesantren (ponpes). Hal itu terbukti dari ratusan peserta Halaqoh Media Pondok Jatim 2024 yang digelar di PP Bustanul Muta’allimin, Kota Blitar. Hanya beberapa peserta dari Bumi Bung Karno. Padahal, kegiatan ini penting untuk meningkatkan branding ponpes.
Panitia Halaqoh Media Pondok Jatim 2024, Muhammad As’ad Al Faidl mengatakan, media pesantren di Blitar menunjukkan perkembangan positif meskipun masih berada pada level dasar. Karena dari 380 peserta, yang berasal dari Blitar dapat dihitung dengan jari.
“Blitar sebenarnya memiliki media ponpes yang solid dan potensial. Namun, beberapa pesantren masih menganggap konten media ponpes kurang penting untuk branding dan hanya sekadar ikut-ikutan pelatihan,” ujar As’ad.
Acara ini diselenggarakan mulai 25–27 Desember. Tentu sebagai ajang untuk meningkatkan kualitas media ponpes di Jawa Timur. Selain itu, juga memotivasi santri agar lebih aktif dalam mengelola dan mengembangkan konten digital berbasis pesantren sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat luas, terutama generasi Z.
As’ad menyebut Halaqoh Media Pondok Jatim ini dirancang untuk mengedukasi dan memberdayakan santri dalam dunia media. Tentu juga mewadahi teman-teman santri yang fokus pada media ponpes masing-masing.
“Dalam halaqah ini, kami memiliki tega pembahasan yang disebut komisi. Komisi A organisasi, komisi B tematik yang mengangkat tema Pesantren Rumah Pendidikan, Bukan Perundungan. Komisi C terkait konten media pesantren,” ungkapnya.