Fourteen Media — Meningkatnya risiko peyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Bumi Bung Karno membuat pemkot kian waspada. Untuk mencegah penyebaran penyakit pada hewan ternak, dinas terkait rutin menggelar pemeriksaan kesehatan hewan di Pasar Hewan Dimoro.
Berdasarkan data DKPP, hingga saat ini terdapat 18 kasus PMK pada sapi di Kota Blitar, dengan satu ekor sapi dilaporkan mati akibat penyakit tersebut.
Dalam pemeriksaan terbaru, petugas DKPP melakukan pengecekan menyeluruh terhadap sapi-sapi yang diperdagangkan. Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu tubuh dan pengecekan kondisi fisik sapi, serta penyemprotan disinfektan pada ternak dan kendaraan pengangkutnya.
Kepala DKPP Kota Blitar, Dewi Masitoh, memastikan bahwa dalam pemeriksaan kali ini tidak ditemukan sapi yang terindikasi PMK. “Tidak ditemukan PMK, hanya ada sapi yang sakit diare dan demam. Jadi tidak ada sapi yang kami suruh dibawa pulang kembali,” ungkapnya, Sabtu (4/1/2025).
Meski demikian, dia tetap meminta peternak untuk meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, Dewi mengimbau para peternak dan petani untuk menjaga kebersihan kandang dan melakukan vaksinasi pada ternak mereka.
“Saat ini, kasus PMK di Kota Blitar mencapai 18 ekor sapi dan satu ekor di antaranya mati. Kami mendorong peternak untuk segera melaporkan jika ada gejala penyakit pada ternaknya,” tandasnya.
Menurut dia, pihaknya kini sedang menunggu pengiriman vaksin PMK dari pemerintah pusat melalui pemerintah provinsi. “Awalnya, tidak ada rencana pengadaan vaksin tahun ini.
Namun, karena wabah kembali meningkat, pemerintah pusat memutuskan untuk mengadakan vaksin tambahan. Kami di daerah juga berusaha mengupayakan pengadaan vaksin secara mandiri,” bebernya.
Langkah antisipatif ini diharapkan dapat menekan penyebaran PMK di Kota Blitar. Selain pemeriksaan rutin di pasar hewan, DKPP juga melakukan edukasi kepada peternak mengenai cara pencegahan PMK, termasuk pentingnya sanitasi dan pemberian suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak.
Para peternak menyambut baik langkah DKPP ini, meski kekhawatiran tetap ada. Mereka berharap kasus PMK segera terkendali agar aktivitas perdagangan ternak kembali normal dan tidak berdampak lebih jauh pada perekonomian di Pasar Dimoro.
“Kami akan terus meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan keamanan dan kesehatan ternak di Kota Blitar. Masyarakat peternak diimbau untuk tetap waspada dan tidak ragu melaporkan gejala penyakit pada ternak mereka,” pungkasnya.