Blitar Kabupaten

Ngeri Ada14 Kecamatan Rawan Longsor dan 3 Desa Berisiko Tinggi

Fourteen Media — Terdapat 14 Kecamatan di Kabupaten Blitar masuk kategori daerah dengan kerawanan tanah longsor sedang. Dari sejumlah kecamatan itu, ada 3 desa yang masuk dalam ketegori rawan tinggi.

Maka dari itu, menghadapi tahun baru ini, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan.

Data itu berdasarkan kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Blitar pada tahun 2023 lalu. Ada tiga klasifikasi, daerah rawan longsor tinggi yang berada pada 3 desa dan kecamatan. Sedangkan daerah rawan longsor sedang, berada pada 14 kecamatan. Kerawawan longsor tingkat rendah ada di 19 kecamatan.

“Untuk Daerah dengan tingkat kerawanan longsor tinggi meliputi Desa Karangrejo Kecamatan Garum, Desa Sumberasri Nglegok dan Desa Ngadirenggo Wlingi. Memang 3 desa itu memiliki daerah tebing dampak tambang pasir, yang berpotensi longsor,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blitar Ivong Berttyanto.

Baca Juga  Dihentikan Sejak 2016, Penyaluran Program Bantuan Modal Bergulir UMKM di Kota Blitar Tunggu Pengembalian Modal dari Pelaku Usaha

Sementara untuk daerah dengan tingkat kerawanan tanah longsor sedang di antaranya Desa Bululawang dan Tumpakkepuh, Kecamatan Bakung; Desa Binangun, Birowo dan Sumberkembar, Kecamatan Binangun; Desa Kalimanis, Resampombo dan Sidorejo, Kecamatan Doko; Desa Gadungan, Krisik, Ngaringan, Semen, Soso, dan Tulungrejo, Kecamatan Gandusari.

Tidak hanya itu, daerah rawan longsor juga terjadi pada Desa Balerejo dan Tegalasri Kecamatan Wlingi; Desa Slorok, Kecamatan Garum; Desa Darungan, Pakisaji, Sumberjo, Kecamatan Kademangan; Desa Bumirejo, Jugo, Kemirigede, Pagergunung, Sukoanyar, Kecamatan Kesamben; Desa Modangan, Penataran, Kecamatan Ngelgok; Desa Ampelgading, Banjarsari, Ngrendeng, Pohgajih, Sidomulyo, Kecamatan Selorejo.

Desa Bacem Sutojayan; Desa Mojorejo, Purworejo, Sukorejo, Sumberarum, Tugurejo, Tulungrejo, Kecamatan Wates; Desa Balerejo, Kaligambir, Kalitengah, Panggungrejo, Serang, Sumbersih, Kecamatan Panggungrejo; Desa Gununggede, Kaligrenjeng, Ngadipuro, Ngeni, Tambakrejo, Wonotirto, Kecamatan Wonotirto.

“Sejumlah kecamatan ini masuk kategori daerah rawan tanah longsor karena kondisi geografis seperti kontur tanah yang mengkhawatirkan dan berpotensi terjadinya bencana alam saat hujan atau cuaca ekstrem,” ungkapnya.

Baca Juga  Audiensi Warga Masih Buntu, FKBP Akan Lakukan Hearing dengan DPRD

Ivong menjelaskan, daerah itu rawan longsor juga berdasarkan riwayat jumlah kejadian bencana sejumlah wilayah ini. Apalagi pada 2024 lalu sering ada laporan kejadian bencana tanah longsor, yang salah satu di antaranya bencana tanah longsor menimpa kandang ayam di Desa Bumirejo, Kesamben, pada Juli 2024 lalu.

Peristiwa longsor tersebut menyebabkan sejumlah 3 korban meninggal dunia. BPBD memastikan terus melakukan upaya mitigasi bencana di daerah rawan di Bumi Penataran ini. Upayanya di antaranya, meminta masyarakat sekitar untuk lebih tanggap bencana.

“Sejumlah wilayah yang sudah terjadi bencana tanah longsor pun sudah mendapat penanganan asesmen di antaranya pemasangan sesek di titik longsor,” pungkasnya.

Related posts

Ahli Waris Relokasi TPU Siraman Dapat Kompensasi Rp 1 Juta, Namun Belum Cair

Faj

Wiwit Adi Satria Dimutasi ke Polda Jatim, Sebagai Kabagdalpers Ro SDM

Faj

Nur Risma Hamidah, Hafizah yang Sukses di Pendidikan dan Berprestasi Nasional, Istiqamah Jaga Hafalan, Prestasi Mengikuti Kemudian

Kiw

Leave a Comment