fourteenmedia.id — Kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji yang mulai diterapkan berdampak langsung pada para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta pengelola pangkalan gas di Kota Blitar. Mereka harus menghadapi lonjakan biaya operasional di tengah tekanan kenaikan harga kebutuhan pokok lain.
Salah satu pelaku UMKM di bidang kuliner, Tria Kirana mengungkapkan bahwa kenaikan harga elpiji berpengaruh besar terhadap usahanya. “Dalam sehari, kami bisa menghabiskan sembilan tabung gas. Tinggal mengalikan dengan kenaikan harga saat ini. Apalagi, kenaikan ini diikuti oleh lonjakan harga barang pokok lainnya. Ini cukup memberatkan bagi pelaku usaha seperti kami,” ungkapnya kemarin (15/1).
Menurut dia, persoalan utama bukan hanya soal harga, tetapi juga ketersediaan stok gas elpiji. “Berapa pun harganya, tidak masalah selama stok tersedia. Beberapa waktu lalu, ketika terjadi kelangkaan gas, harganya melonjak tinggi, tetapi barangnya tidak ada. Itu menjadi kendala besar bagi kami,” jelasnya.
Dia juga menyoroti adanya penjual yang menjual gas elpiji di atas HET, dengan harga mencapai Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per tabung. Praktik ini memanfaatkan situasi kelangkaan atau memang dipengaruhi oleh harga beli yang sudah tinggi di tingkat distributor. “Sebagai pelaku usaha, kami tidak punya pilihan selain tetap membeli karena ini adalah kebutuhan pokok untuk operasional,” tandasnya.
Sementara itu, Maghfira Hanum, pengelola salah satu pangkalan gas elpiji di Kota Blitar mengaku bahwa kenaikan harga ini sangat terasa dampaknya, terutama karena bersamaan dengan kenaikan harga komoditas lainnya.
“Harga minyak goreng dan beras mulai naik sejak akhir tahun lalu, dan diperkirakan akan terus naik hingga Idul Fitri. Kenaikan ini membuat banyak pelanggan mengeluh, tetapi mereka tetap membeli karena kebutuhan,” bebernya.
Dia menjelaskan bahwa pangkalannya mendapat jatah 30 tabung gas elpiji per minggu, yang selalu habis dalam waktu singkat. “Kami hanya mendapatkan pasokan sekali dalam sepekan, dan selalu ludes terjual. Harapannya, kalaupun harga naik, komoditas lain jangan ikut naik bersamaan agar beban masyarakat tidak terlalu berat,” ujarnya.
Selain itu, Maghfira berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk menjaga kestabilan pasokan gas elpiji di tengah kenaikan harga ini. “Yang terpenting adalah ketersediaan barang. Jangan sampai terjadi kelangkaan seperti sebelumnya, karena ini akan semakin memperburuk situasi,” pungkasnya.