Fourteen Media — Dua hari, Bumi Penataran diguyur hujan lebat dan angin kencang yang menyebabkan banjir hingga tanah longsor kemarin (29/11). Bencana itu dirasakan oleh warga di empat desa yang masuk wilayah Kecamatan Kesamben, Wlingi, dan Binangun.
Bahkan, material tanah longsor sempat membuat akses jalan kabupaten tertutup. Pihak BPBD langsung sigap dan langsung menurunkan perasonel untuk membersihkan material longsor. Bencana tanah longsor terjadi di Desa Kemirigede dan Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, serta Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi. Sementara banjir terjadi di Desa Kedungwungu, Kecamatan Binangun.
Bencana tanah longsor di Desa Kemirigede, Kecamatan Kesamben, menimpa bangunan dapur rumah milik Nur Taufik. Dinding bagian dapur rumah jebol diterjang material longsor pada Kamis lalu. Tebing setinggi 15 meter di belakang rumah Taufik longsor setelah diguyur hujan lebat.
“Sejak kemarin hingga hari ini di Desa Kemirigede diguyur hujan hingga mengakibatkan tanah longsor. Bencana ini merupakan longsor susulan. Sekitar seminggu lalu sudah terjadi tanah longsor di tebing belakang rumah yang membuat dinding dapur retak,” ujar pemilik rumah yang tertimpa longsor, Nur Taufik.
Kepala Dusun Kemirigede, Acen Indriyanto mengaku, perangkat desa bersama warga melakukan kerja bakti membersihkan material longsor di lokasi. Bencana longsor kali kedua ini terjadi dalam rentang waktu seminggu. Dia mengimbau warga untuk selalu waspada karena kondisi cuaca ekstrem.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Blitar Ivong Bertyanto menjelaskan, bencana tanah longsor juga terjadi di Desa Pagergunung, Kecamatan Kesamben, dan Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi. Kejadian ini membuat akses jalan penghubung desa terputus selama 24 jam.
Bahkan, jalan kabupaten yang masuk Desa Pagergunung ini menutup akses empat desa. Di antaranya menuju Pagerwojo, Tapakrejo, dan Bumirejo. Hal itu disebabkan karena terlalu besarnya hujan yang turun. Tertutupnya jalan ini membuat masyarakat harus memutar melewati Desa Kesamben hingga 10 km.

“Akses jalan di Desa Pagergunung sudah bisa dilewati, setelah dilakukan pembersihan material longsor pada Jumat pukul 11.00 WIB,” ungkapnya.
Di sisi lain, bencana tanah longsor jalan Desa Ngadirenggo yang diakibatkan tebing dengan tinggi 15 meter dan panjang 2 meter mengalami ambrol dan menutup akses jalan utama desa. Badan jalan desa yang tertutup material longsor dengan lebar 2 meter dengan ketebalan 0,5 meter menyebabkan beberapa pohon bambu dan dapur rumah warga terbawa material tanah.
Sementara itu, bencana banjir menerjang Desa Kedungwungu, Kecamatan Binangun, yang menyebabkan pagar SDN Kedungwungu 02 roboh. Selain itu, air juga masuk ke ruangan kelas setinggi 50 cm. Bahkan, sejumlah rumah warga di Desa Kedungwungu juga terendam air setinggi lebih dari 60 cm.
“Kami telah menugaskan personel untuk melakukan asesmen di lokasi bencana. Kami juga berkoordinasi dengan perangkat desa untuk penanganan lanjutan. Sementara, kami memberikan paket bantuan terpal dan sembako,” jelas Ivong.