Stok Pangan Surplus 40 Persen, Mencukupi Hingga April Tahun Depan

Memasuki penghujung tahun, pemkab memastikan ketersediaan stok pangan daerah. Hasilnya, dipastikan stok pangan masih akan mencukupi setidaknya hingga April tahun depan. Alasannya, beberapa komoditas dipastikan mengalami surplus hingga 40 persen.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Tulungagung, Agus Suswantoro menerangkan, dinas melakukan pemantauan stok pangan beberapa waktu lalu. Kondisi di lapangan menunjukkan adanya surplus bahan pangan dibanding tingkat konsumsi masyarakat.

“Kalau menurut neraca pangan kita, dengan data yang tersedia stok Pangan kita sampai dengan akhir tahun ini aman. Artinya untuk ketersediaan dibanding dengan konsumsi masih tersisa atau surplus,” ujar Agus.

Sayangnya, Agus mengalu belum dapat merinci tingkat surplus di masing-masing komoditas. Tapi, dia memastikan bahwa secara umum, tingkat surplus stok pangan di penghujung tahun ini mencapai angka sekitar 40 persen.

“Kalau jumlah pastinya belum tahu, karena itemnya kan banyak. Mulai dari padi, gula, dan seterusnya. Itu semua kalau persentase secara umum masih sekitar 30-40 persem,” akunya.

Dengan jumlah itu, dipastikan stok pangan di Bumi Lawadan masih akan bertahan hingga pertengahan semester pertama di tahun depan. Untuk diketahui, komoditas sayur dan beras sebagai bahan pangan pokok masih jadi penopang ketersediaan stok pangan.

“Sampai awal tahun masih bisa. Mungkin nanti sekitar sebelum (masa, Red) panen pada Maret-April masih bisa masih dan memungkinkan. Lalu kooditas yang lain seperti jagung, sayur, dan yang paling banyak beras surplus semua,” bebernya.

Untuk memastikan stok pangan tak terlampu berlebih, DKP juga berupaya melakukan penyerapan melalui beberapa program. Mulai dari pasar murah hingga gerakan pangan murah (GPM). Hal ini dilakukan karena kelebihan stok pangan justru akan merugikan.

Sebab, stok pangan yang tak terserap justru akan rusak dan tentu kondisi ini akan menyebabkan komoditas yang rusak menjadi kehilangan nilai jual. Salah satu dampaknya, terjadi kelangkaan komoditas tertentu yang menyebabkan tak terkontrolnya inflasi alias melambungnya harga pangan di masyarakat.

“Sementara tidak ada kendala. Juga ada program untuk bantuan pangan nasional, itu masih berlanjut sampai dengan Desember. Kaitannya dengan pengendalian harga inflasi dengan gerakan pangan murah dan pasar murah itu masih (dilaksanakan, Red),” kata Agus.

Leave a Comment