Fourteen Media — Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi setelah namanya disebut dalam nominasi tokoh terkorup dunia 2024 yang dirilis oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Dalam wawancara di Surakarta, Jawa Tengah, pada Selasa (31/12), Jokowi mempertanyakan tuduhan korupsi yang dialamatkan kepadanya selama masa jabatannya.
“Korupsi apa? Apa yang saya korupsi? Dibuktikan dong, kalau memang ada,” ujar Jokowi, dengan nada yang penuh pertanyaan. Presiden juga menyatakan bahwa banyak tuduhan yang sifatnya tidak berdasar, dan seringkali disebarkan melalui berbagai saluran seperti organisasi non-pemerintah (NGO), partai politik, dan ormas. “Banyak sekali fitnah dan framing jahat yang beredar tanpa bukti yang jelas,” tambahnya.
Pada Selasa (31/12), OCCRP mengumumkan hasil pemungutan suara untuk memilih tokoh terkorup dunia tahun 2024. Dalam daftar tersebut, Presiden Suriah Bashar Al-Assad berhasil keluar sebagai pemenang, mengalahkan Jokowi yang menduduki posisi kedua. Posisi selanjutnya ditempati oleh Presiden Kenya William Ruto, mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, serta tokoh-tokoh lain yang turut masuk dalam nominasi.
OCCRP adalah organisasi jurnalis investigasi yang bermarkas di Amsterdam, Belanda, dan dikenal atas laporan-laporannya yang mengungkap praktik korupsi di berbagai negara. Penentuan nominasi dilakukan melalui jajak pendapat yang melibatkan masyarakat, jurnalis, NGO, serta dewan juri yang terdiri dari enam jurnalis dan akademisi.
Sejak didirikan pada 2007, OCCRP telah mengadakan penghargaan ini setiap tahun, dengan sebelumnya pernah menobatkan tokoh-tokoh seperti Presiden Rusia Vladimir Putin dan eks Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Jokowi sendiri menanggapi nominasi tersebut dengan menyatakan bahwa dirinya selalu bekerja untuk kepentingan rakyat Indonesia, dan meminta pihak yang menuduh untuk memberikan bukti yang konkret.
Selain Jokowi, lima tokoh lain yang masuk nominasi terkorup 2024 adalah Presiden Kenya William Ruto, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, eks PM Bangladesh Sheikh Hasina, serta pebisnis India Gautam Adani.