Fourteen Media — Pencari ikan yang dilaporkan hilang setelah terseret arus Sungai Brantas pada Minggu (1/12), Mukit, 61, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah warga Dusun Sukowinangun, Desa Tuliskriyo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar ini ditemukan pada Jumat (6/12) sekitar pukul 16.00 di Desa Kunir, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, berjarak sekitar 10 kilometer dari lokasi kejadian.
“Jenazah korban sudah ditemukan dan langsung dievakuasi ke RSUD Srengat. Setelahnya, diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan,” ungkap Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno.
Pencarian Mukit melibatkan tim gabungan dari berbagai daerah, termasuk polisi, TNI, BPBD, dan relawan setempat. Proses pencarian yang berlangsung selama enam hari dilakukan dengan menyisir aliran Sungai Brantas menggunakan perahu karet. Namun, derasnya arus dan luasnya wilayah sungai menjadi tantangan tersendiri bagi tim penyelamat.
“Kami memperluas area pencarian hingga ke wilayah Kabupaten Tulungagung. Begitu jenazah ditemukan, proses evakuasi dilakukan dengan cepat untuk mencegah hambatan tambahan dari kondisi medan,” jelas AKBP Danang.
Tragedi bermula pada Minggu (1/12) ketika Mukit berpamitan kepada keluarganya untuk mencari ikan di Sungai Brantas menggunakan alat tangkap tradisional berupa ayap. Namun, hingga malam tiba, ia tak kunjung pulang. Kekhawatiran keluarga meningkat ketika Mukit tidak dapat dihubungi sejak pagi hari.
Pada Senin (2/12), keluarga melaporkan hilangnya Mukit kepada pihak berwenang. Tim penyelamat segera bergerak ke lokasi kejadian di Desa Tuliskriyo, Sanankulon. Meskipun pencarian intensif dilakukan sejak hari pertama, korban baru ditemukan enam hari kemudian.
Sungai Brantas, yang dikenal sebagai sungai terpanjang di Jawa Timur, kembali menegaskan keganasannya. Insiden ini menjadi pengingat bahwa aktivitas di sekitar sungai, terutama bagi pencari ikan dan masyarakat yang bergantung pada sungai, harus dilakukan dengan kewaspadaan tinggi.
Pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan memanfaatkan alat pengaman seperti pelampung saat beraktivitas di sungai, terutama di musim hujan ketika arus air meningkat. “Kami juga akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keselamatan di lingkungan sungai,” tambah Kapolres.
Keluarga korban kini bersiap menggelar prosesi pemakaman Mukit. Meski berduka, mereka berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pencarian. Kejadian ini menjadi peringatan keras akan pentingnya keselamatan di sekitar aliran sungai besar seperti Brantas.